TeSA 129

Temu Anak 2013: Jangan Kebiri Potensi Anak

Komitmen tinggi Kota Malang untuk semakin memperhatikan perlindungan anak benar-benar semakin serius dijalani. Di antara komitmen itu, adalah dengan mengadakan Temu Anak Kota Malang dan meluncurkan program Telepon Sahabat Anak (TeSA) 129, di Balai Kota Malang, Minggu (3/11)

temu-anak

Wawali berfoto bersama dengan anak-anak penerima akte kelahiran gratis dalam temu anak di Balai Kota Malang, Minggu (3/11)

.

Dalam kesempatan yang dihadiri berbagai stakeholder, wawali, orang tua dan anak-anak ini, banyak sekali kegiatan yang dilakukan dalam pertemuan yang dikemas dalam temu anak ini.

Dalam kesempatan tersebut, Pemerintah Kota Malang meluncurkan program TeSA 129. TeSA 129 adalah layanan telepon bebas pulsa lokal ke nomor 129 untuk menyampaikan permasalahan anak, laporan kekerasan terhadap anak, maupun layanan konseling anak secara gratis.

Program TeSA 129 ini merupakan kerjasama Kementerian Sosial, Kementerian Kominfo (Komunikasi dan Informatika), Kementerian PP & PA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak), Telkom Indonesia, dan juga PLAN Indonesia.

Selain TeSA129, dalam temu anak tersebut juga dibagikan akte kelahiran gratis, konsultasi psikologi, pameran IT, lomba menulis surat, dan lain sebagainya.

Wawali Kota Malang, Sutiaji mengungkapkan, kita harus bersyukur terhadap Allah SWT karena atas karunia-Nya bisa bersama-sama dalam kesempatan hari ini. Kegiatan seperti ini sangat penting agar tidak lupa dengan anak.

“Usia 80 tahun, sebagai manusia tentu akan menjadi anak-anak lagi. Karena itu, mari cintai dan sayangi anak, sebab anak secara fitrah selalu memiliki potensi yang luar biasa,” jelas Sutiaji, Minggu (3/11).

Sutiaji menjelaskan, banyak pandangan yang salah dalam mendidik anak, seperti menganggap anak merupakan gelas yang kosong dan guru sebagai teko yang berisi semua ilmu. Ini sama saja dengan mematikan potensi dan kreativitas anak.

“Yang benar itu, anak adalah tanaman yang punya potensi sendiri-sendiri yang tidak bisa disamaratakan dalam mendidik,” terang Sutiaji.

Ibarat tanaman, ada tanaman padi, jagung, cabai, bambu, ketela yang artinya tidak bisa semuanya dibuat seragam. Peran orang tua adalah bagaimana anak itu bisa tumbuh sesuai potensinya. Ibaratnya, bagaimana anak bisa menjadi cabai unggul, bambu unggul, jagung unggul, atau ketela unggul. Tidak bisa disamaratakan.

Tugas Pemerintah Kota Malang adalah, bagaimana bisa mengayomi anak, tidak hanya sebatas bisa mendapatkan penghargaan. Lebih dari itu, adalah bagaimana semaksimal mungkin bisa menciptakan kondisi yang baik agar anak bisa berkembang sesuai dengan potensi yang dimiliki. (cah/dmb)

Sumber: http://mediacenter.malangkota.go.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *