Berita MakolaForum Anak

Kota Malang Mendapat Penghargaan Kota Cerdas

JAKARTA, KOMPAS.com – Surabaya, Yogyakarta, dan Magelang terpilih sebagai Kota Cerdas 2015. Ketiga kota ini menjadi peringkat pertama untuk masing-masing kategori kota besar berpenduduk lebih dari 1 juta jiwa, kota sedang berpenduduk 200.000 jiwa hingga satu juta jiwa, dan kota kecil dengan penduduk 200.000 jiwa.

Penganugerahan Kota Cerdas 2015 digelar pada Kamis (13/8/2015) di Grand Ballroom, Shangri-La Hotel, Jakarta, yang diberikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Kota-kota tersebut dinilai memenuhi beberapa kriteria kota cerdas yakni mampu melayani, dan memenuhi kebutuhan warganya secara efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Penganugerahan Kota Cerdas 2015 berdasarkan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) yang disusun oleh Harian Kompas, dan Institut Teknologi Bandung (ITB), didukung oleh PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN).
Berikut daftar pemenang Kota Cerdas 2015:

Kategori kota besar:  bus-sekolah
1. Surabaya
2. Tangerang
3. Depok
4. Bandung
5. Semarang

Kategori kota sedang
1. Yogyakarta
2. Balikpapanalun-alun-kota-malang
3. Surakarta
4. Pontianak
5. Malang

Kategori kota kecil
1. Magelang
2. Madiun
3. Bontang
4. Mojokerto
5. Salatiga

Selain sebagai kota cerdas kategori kota besar, Surabaya juga meraih penghargaan sebagai kota cerdas dalam kategori lingkungan. Sementara kota cerdas secara perekonomian diraih oleh Magelang, dan kota cerdas sosial adalah Madiun.

 

 

 

 

 

 

15 Kota Cerdas di Indonesia

Apakah kota tempat Anda tinggal adalah salah satunya?

taman-filmTaman Film, salah satu taman tematik Kota Bandung ini digunakan sebagai sarana publik warga untuk menonton film bersama. (Dimas Jarot Bayu/Kompas.com)

Harian Kompas dan Institut Teknologi Bandung (ITB) yang didukung PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN) mengumumkan penganugerahan Kota Cerdas 2015, Kamis ini (13/8).

Salah satu penyusun kriteria IKCI 2015 yang juga Ketua Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan ITB, Suhono Harso Supangkat, menjelaskan, IKCI disusun, dan diolah berdasarkan data sekunder dari 93 kota otonom yang meliputi aspek ekonomi, sosial, lingkungan, dan enabler dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan juga ditambah dengan data dari pemerintah kota.

ruang-sistem-kendaliHasilnya, muncul 15 kota nomine yang terbagi dalam tiga kelompok, yakni 5 kota untuk kategori kota berpenduduk sampai dengan 200.000 jiwa, 5 kota dengan penduduk di atas 200.000 sampai dengan 1 juta jiwa, dan 5 kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa.

“Lima kota terbaik nomine kelompok kota besar adalah Depok, Bandung, Semarang, Surabaya, dan Tangerang,” ujar Suhono kepada Kompas.com, Kamis (13/8).

Sementara lima kota terbaik nomine kelompok kota sedang adalah Balikpapan, Pontianak, Yogyakarta, Malang, dan Surakarta (Solo).

Berikutnya adalah kota terbaik nomine kelompok kota kecil yakni Madiun, Malang, Mojokerto, Bontang, dan Salatiga.

Penghargaan Kota Cerdas merupakan puncak rangkaian penyusunan Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2015 yang telah diluncurkan pada 24 Maret 2015 lalu. Penyusunan IKCI 2015 dilatarbelakangi semakin banyaknya penduduk di perkotaan dan kompleksitas permasalahan kota.
Kondisi inilah yang kemudian melahirkan tantangan bagaimana cara mengelola kota dengan cerdas dan bertujuan akhir meningkatkan kesejahteraan serta kualitas hidup penduduknya. Perbaikan-perbaikan dan penerapan konsep kota cerdas pun muncul, termasuk di Indonesia.

Inovasi yang berhasil memperbaiki kualitas hidup warga inilah yang kemudian patut diapresiasi lewat penyusunan IKCI 2015 dan kegiatan penganugerahan Kota Cerdas 2015. Penghargaan ini diberikan untuk menghargai daerah yang sudah berhasil, sekaligu mendorong kota-kota lain untuk ikut bergerak bersama menerapkan konsep kota cerdas.

Adapun faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam penyusunan IKCI 2015 meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Sebuah kota dianggap bisa menerapkan konsep cerdas dalam perekonomian apabila kota tersebut ditopang perekonomian yang berjalan dengan baik, termasuk kegiatan industri, dengan memaksimalkan sumber daya yang ada, terutama manusia sebagai aset dan aktor utama penggerak ekonomi.

Sementara dalam segi pengelolaan aspek sosial, sebuah kota dinilai berhasil jika masyarakat bisa menikmati keamanan, kemudahan dan kenyamanan di kota tersebut. Warga mendapatkan layanan kesehatan, transportasi, serta layanan publik lainnya yang mudah diakses dan layak.

Pengelolaan lingkungan yang cerdas juga dapat digambarkan sebagai kota yang bisa menyediakan hunian yang sehat, pengelolaan energi dengan prinsip hemat, dan kesesuaian tata ruang.

(Hilda B Alexander/Kompas.com)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *